5 langkah yang diperhatikan sebelum memulai berinvestasi


KECANGGIHAN zaman dan teknologi ada baiknya diikuti dengan tingkat melek keuangan yang memadai. Terutama terkait dengan langkah sebelum berinvestasi. Dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses arus informasi, sedikit banyak bisa membantu dalam membuka cakrawala mengenai investasi yang tepat pun legal. Sehingga masyarakat tidak terjerumus dalam arus investasi bodong atau abal-abal yang praktiknya dewasa ini cukup banyak, dan menjadi perhatian khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk diberangus.
Secara sederhana, investasi dapat didefinisikan sebagai upaya membelanjakan sejumlah uang atau dana pada sesuatu hal yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Hal tersebut antara lain dapat berupa pembelian properti, surat berharga (seperti deposito, saham, obligasi, reksa dana), logam mulia, perhiasan, atau bentuk lainnya.
Dalam melakukan investasi terdapat dua hal utama yang wajib dipahami oleh masyarakat, yaitu tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) dan tingkat risiko (risk).
Khusus terkait dengan risiko, setiap investor memiliki sikap toleransi terhadap risiko investasi yang berbeda-beda. Sebagian merasa nyaman untuk mengambil risiko (risk-takers), sebagian kurang berani atau ragu-ragu (risk-moderate), dan ada juga yang benar-benar tidak berani untuk mengambil risiko (risk-averse).
Masyarakat pun patut mengetahui bahwa tidak ada satupun instrumen investasi yang cocok untuk semua orang. Setiap orang (investor) perlu mengenali profil risiko masing-masing sebelum melakukan investasi sehingga nantinya akan dapat memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Permasalahannya adalah bahwa masyarakat atau investor seringkali hanya memperhatikan tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) namun lupa dan kurang memperhatikan potensi risiko yang mungkin dihadapi jika memilih suatu bentuk investasi, seperti melesetnya tingkat imbal hasil yang diharapkan (rugi), merosotnya nilai pasar dari investasi, gagal bayar, dan lain sebagainya. ()
Berikut beberapa poin yang harus diperhatikan masyarakat bila hendak berinvestasi:
1. Disiplin atau memiliki komitmen. Tak jarang kegagalan dari sebuah investasi karena investor kurang berkomitmen, hal ini tentu akan membuat pengalokasian dana investasi menjadi tidak terencana. Untuk itu perlu disiplin dalam menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi. Besarannya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan, namun paling sedikit baiknya seseroang menyisihkan 10 persen dari penghasilannya untuk investasi.
2. Berorientasi target. Investasi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan dana melalui instrumen atau aset tertentu. Walau ada instrumen investasi jangka pendek, namun ada baiknya masyarakat juga berpikir untuk mengalokasikan dana ke investasi jangka panjang. Kendati demikian, paling pas adalah investor memilih instrumen investasi sesuai dengan tujuan dan jangka waktu yang diinginkan. Apakah itu jangka pendek, menengah atau panjang.
3. Memahami profil risiko. Dalam berinvestasi kendati ada dua risiko utama, yakni eksternal yang bisa disebabkan kebijakan pemerintah atau tingkat suku bunga acuan dan inflasi. Pun adalah risiko internal dari lingkungan investor sendiri, kinerja perusahaan investasi dll. Namun para investor sudah sepatutnya memahami kelebihan dan kekurangan serta profil risiko dari instrumen investasi yang hendak dimilikinya. Contoh mudah adalah deposito bank, walau tingkat imbal hasil tidak terlalu tinggi namun dari sisi risiko paling aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan selama tingkat bunganya tidak melampaui LPS rate(perbankan)

4. Mengikuti perkembangan inflasi. Pada dasarnya nilai uang dari waktu ke waktu akan semakin menurun dari nominal yang tertera. Hal ini disebabkan oleh terjadinya inflasi. Jadi jangan sumringah dulu walau memeroleh bunga 10 persen per tahun. Investor yang baik harus mengetahui tingkat inflasi di negaranya, karena bila inflasi lebih tinggi dari bunga instrumen investasi itu namanya sama juga bohong.
5. Tidak menempatkan investasi dalam satu keranjang. Kalimat ini merupakan kalimat paling bijak di dunia investasi. Mengapa? Karena bila terjadi satu hal yang tidak diinginkan di satu instrumen seluruh dana investasi tidak otomatis bermasalah. Membagi dana investasi ke beberapa instrumen merupakan pilihan paling bijak. Jenisnya pun dianjurkan berbeda. Misal, jangan menempatkan seluruh instrumen di pasar saham, walaupun saham yang dibeli dari beberapa perusahan. Investor yang baik bisa menempatkan dananya di beberapa instrumen lain dan berbeda. Pilihannya saat ini pun sudah cukup beragam mulai dari deposito, obligasi ritel, sukuk ritel, reksa dana, saham, emas atau logam mulia, pun properti.
Jadi, marilah menjadi investor yang bijak dengan memerhatikan 5 langkah sebelum berinvestasi tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan ajukan komentar anda